03 October 2016

Cikarang Disayang, Cikarang Dicerca

(image source)

Oh, Cikarang....

Pertama kali saya datang ke kota ini kira-kira sudah 2 tahun yang lalu saat tulisan ini saya buat (eh, btw kenapa kata "kota" kok dicoret?). 


Pertama-tama izinkan saya memperkenalkan Cikarang terlebih dulu. Kalau dicek di sininggak ada yang namanya Kota/Kabupaten Cikarang (ini data tahun 2013, dan seingat saya sampai 2016 belum ada perubahan khususnya wilayah Jawa Barat). Jadi, tolong dikoreksi ya kalau ada yang menyebutkan Cikarang itu kota. Terus terang saya nggak percaya sama wikipedia yang menyebutkan kalau Cikarang itu termasuk kotaKalau dilihat di peta wilayah Kabupaten Bekasi, yang keluar justru Kecamatan Cikarang Utara, Cikarang Barat, Cikarang Timur, Cikarang Selatan dan Cikarang Pusat. Nah, yang namanya Cikarang itu (menurut sepengetahuan saya) ya gabungan dari 5 kecamatan ini. Mungkin nama lain yang lebih keren adalah distrik. Cuman kalau disebut Distrik Cikarang kok ya aneh juga jadinya, hahaha. Bisa jadi dulunya Cikarang merupakan satu kecamatan tersendiri, tapi mungkin karena wilayahnya terlalu luas untuk menjadi satu kecamatan, dan of course, merupakan wilayah yang diklaim sebagai "KAWASAN INDUSTRI TERBESAR SE-ASIA TENGGARA", pada akhirnya wilayah tersebut dibagi menjadi 5 kecamatan tadi yang kantor pemerintahannya terletak di Kecamatan Cikarang Pusat. Jadi, bisa dikatakan kalau "ibukota kabupaten" Kabupaten Bekasi ini, ya Cikarang.

Seperti yang saya sebutkan tadi, Cikarang diklaim merupakan kawasan industri terbesar yang ada di Asia Tenggara (lah, terus kawasan industri yang memproduksi makanan dan otomotif yang di Karawang itu nggak besar? Ah sudahlah). Fakta/pendapat ini baru bisa saya pahami ketika saya pertama kali menginjakkan kaki saya pada tahun 2014, bulan Februari tepatnya. Saat itu saya masih cupu, masih minta duit ke orang tua. Ceritanya waktu itu saya survei ke Cikarang karena kebetulan saya PKL di salah satu industri farmasi di Cikarang (di postingan saya yang lain, akan saya bahas lebih mendalam mengenai profesi yang sedang saya tekuni saat ini). Waktu pertama kali datang, saya menganga, seperti anak kecil berumur 10 tahun yang masa hidupnya dihabiskan di hutan karena tertinggal sama orang tuanya dan pada akhirnya diajak jalan-jalan ke kota (oke, itu lebay dan lebih mirip ceritanya Tarzan). Saya berkeliling mencari tempat PKL saya nantinya, bersama 2 orang teman saya dan 1 orang calon istri saya (ehm!). Suasana di sini hampir mirip-mirip dengan Kawasan Industri Berbek yang ada di Rungkut, dekat rumah saya yang di Surabaya. Jalanan cor-coran selebar 2 truk pengangkut kontainer berjajar, kavling yang besar tempat pabrik-pabrik memijakkan kakinya dan tentu saja jalanan yang ramai oleh truk-truk bermuatan besar. Kalau mau dibandingkan, kawasan di Rungkut masih lebih rindang daripada di Cikarang (yo iyo lah, siapa dulu walikotanya?). 

Oke, kembali ke cerita awal. Saat itu kami sudah memutari kawasan industri yang karena saking besarnya, lumayan susah dicari. Setelah lokasinya ketemu, kami mencari tempat yang bisa kami tinggali selama PKL. Bayangan saya selama survei waktu itu, kurang lebih sama dengan penjelasan Agan Wawansetyoo di thread-nya berikut ini. Pabrik-pabrik yang selama ini saya lihat namanya terpampang di bungkus makanan/minuman dan obat ada disini. Sebut saja Aje Indonesia, Hankook Tire Indonesia, Epson Indonesia, dan beberapa industri farmasi besar di Indonesia seperti Kalbe Farma, Tempo Scan Pacific serta Ferron Pharmaceutical dan Dexa Development Center (DDC) yang merupakan grup dari Dexa Medica. Bagi saya, Cikarang adalah ladang yang luas tempat saya dan teman-teman se-profesi saya mengais rezeki sekaligus menimba ilmu. Selain bekerja, di sini saya dan teman-teman saya juga mendapat pengalaman berharga, terutama bila ada industri yang kebetulan joint venture atau mungkin sedang diakuisisi oleh pihak asing. Kan lumayan bisa belajar ilmu farmasi sama bule, hehehe. Saya merasa bersyukur bisa berada di tempat di mana saya sekarang berada, sekaligus prihatin (loh?).

Kawasan Industri Hyundai  (image source)

Segala sesuatu pasti punya kekurangan, dan kekurangan yang dipunyai Cikarang ini, well sudah bikin saya mengelus dada selama kurun waktu hampir 3 tahun saya tinggal disini. Mengutip tulisan Agan Wawansetyoo tadi, "Cikarang juga banyak dibanjiri pendatang dari luar daerah", yang berarti masyarakat Cikarang ini amat sangat heterogen sekali (maaf, saya orang Jawa, jadi kadang bahasa saya agak berlebihan). Hampir setiap hari saya mendengar orang berbahasa sunda, entah itu sunda Karawang, sunda Tangerang, sunda Cibarusah, dan masih banyak lagi sunda-sunda yang tidak saya kenal. Selain bahasa sunda, terkadang saya juga mendengar orang berbahasa betawi, batak, manado, bahkan jawa seperti saya, entah itu jawa yang ke-timuran seperti saya, jawa yang ke-soloan (saya menyebutnya bahasa jawa tengah), atau jawa yang ngapak (Tegal, Banyumas, dan sekitarnya). Karena saking banyaknya masyarakat yang berada di tempat sempit bernama Cikarang ini, otomatis budaya yang mereka bawa juga berbeda-beda. Di sini saya nggak akan membahas budaya atau adat istiadat dari daerah masing-masing, tapi yang mau saya bahas adalah perilaku normal orang-orang pada umumnya.

Saya sering mengalami kejadian kurang menyenangkan selama berada di Cikarang. Seringnya, saya alami di jalan raya. Yang namanya angkot di Cikarang itu, nguwawur-nya setengah mati kalau di jalan raya, apalagi jalan yang sempit. Apalagi kalau sudah lewat Sentra Grosir Cikarang (SGC), semrawutnya itu minta ampun. Di bahu jalan, angkot-angkot ini hobi sekali ngetem. Saya nggak tau masalahnya apa, tapi faktanya jalan umum yang sudah menjadi sarana publik jadi padat, jalanan jadi macet, waktu pulang yang seharusnya bisa ditempuh dalam 30 menit, menjadi dua kali lipat lebih lama, ditambah badan yang sudah lelah dan penat setelah bekerja, membuat saya jadi ingin mandi (loh?). Kalau peribahasa "waktu adalah uang" bisa jadi nyata, saya sudah buang-buang uang di jalan hanya untuk meladeni sopir-sopir angkot itu. Sudahlah, membahas per-angkot-an di Indonesia ini nggak akan ada habisnya. Yang bikin saya nggak habis pikir lagi adalah U-turn di sepanjang Jalur Pantura (daerah Lemahabang ke arah SGC). Sebenarnya untuk berputar arah, sudah ada U-turn yang disediakan oleh dishub setempat. Namun karena "terburu-buru" atau mungkin ingin mengambil jalur yang lebih singkat, akhirnya banyak pengendara motor yang memutar di atas pembatas jalan. Sebabnya bermacam-macam tapi yang paling nggak masuk akal adalah karena ikut-ikutan, lah? Tapi ya sudahlah, di mana-mana juga banyak yang seperti ini. Lagipula yang menurut saya paling membuat saya berpikir nggak-terima-kenapa-bisa-gitu, adalah mayoritas masyarakat Cikarang yang kurang begitu paham fungsi lampu lalin yang warnanya merah, oranye, dan hijau itu. Gimana nggak geleng-geleng, lampu masih merah malah jalan terus, ngebut malah. Tulisan "belok kiri jalan terus" malah berhenti, yang seharusnya saya belok malah jalannya ketutup dan saya juga harus ikutan nunggu lampu berubah warna dari merah ke hijau. Ini saya nggak bisa baca atau sebenarnya itu cuman ilusi?

Terobos Pembatas Jalan (image source)

Angkot Ngetem di SGC (image source)

Masih banyak kekurangan Cikarang di mata saya, di tengah-tengah hingar bingarnya kawasan terbesar se-Asia Tenggara ini. Masih banyak infrastruktur yang menurut saya masih jauh dari kata layak dan tentu saja masih amat sangat jauh bila Cikarang bisa disebut sebagai "kota". Ngomong-ngomong sebentar lagi ada Pilkada serentak. Kebetulan Kabupaten Bekasi mengadakan Pilkada bareng DKI Jakarta awal tahun depan. Ya, mudah-mudah pemimpin yang terpilih bisa membawa perubahan yang berarti. Minimal daerah-daerah pinggir dibenahin dulu lah, jangan Cikarang melulu. Cibitung masih berkawan dengan debu, Cibarusah kadang masih kesulitan mendapat air bersih dan masih banyak yang lain. Rencananya saya mau ganti KTP jadi warga Kabupaten Bekasi. Tolong jangan kecewakan saya ya, Pak, Bu. Hmm, by the way, denger-denger salah satu bakal calon wakil bupatinya mengusung nama Ahmad Dhani ya? Wah, sepertinya saya harus siap-siap mandi, hahaha.


Sumber & link terkait:

http://www.kppod.org/datapdf/daerah/daerah-indonesia-2013.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Cikarang_(kota)

http://www.pa-cikarang.go.id/yuridiksi-pa

https://www.bekasikab.go.id/

http://www.kaskus.co.id/thread/563399c49a0951f2458b456b/kota-industri-terbesar-asia-tenggara/

https://www.ajegroup.com/

http://www.hankooktire.com/id/

https://www.epson.co.id/

http://www.kalbe.co.id/

http://www.thetempogroup.net/

http://www.ferron-pharma.com/

http://www.dexa-medica.com/en/research-and-development/ddc

http://www.dexa-medica.com/en

http://urbancikarang.com/v2/page.php?halaman=Dishub-setengah-hati-tertibkan-angkot-Cikarang

https://www.lapor.go.id/id/1339762/ojek-angkot-dan-bus-ngetem-di-lampu-merah-depan-sgc-cikarang.html

http://beritacikarang.com/dishub-kabupaten-bekasi-tutup-85-persimpangan-dan-u-turn-di-jalur-pantura/

https://korantransaksi.com/sub-terminal-sgc-cikarang-beralih-fungsi-jadi-lahan-parkir/

http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/05/17/tujuh-karyawan-jadi-korban-curanmor-kawasan-industri-hyundai-minta-peningkatan-keamanan/

1 comment: