My Glasses (dok. pribadi) |
Bikin kacamata pake BPJS? Bisa ya?
Bisa kok.. buktinya saya sekarang udah pake kacamata, dan free of charge, hehehe. Sebelumnya saya nggak kepikiran kalau di umur segini (25 tahun) udah pake kacamata. Tau-tau mata ini udah burem aja kalau lihat benda-benda yang jauh alias miopi atau rabun jauh.
Kuman diseberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.
Peribahasanya Orang-Orang Penderita Miopya (Image Source) |
Myopia bisa disebabkan karena berbagai faktor. Dalam kasus saya, penyebab utamanya adalah banyak belajar main game, hehehe. Bahkan istri saya pun sering nyuruh saya berhenti main, sampai akhirnya bosen sendiri (maaf ya istri..). Saya punya sebutan sendiri untuk kondisi mata saya sekarang ini: mata lelah. Mata lelah karena semangat mengejar "uang lelah" *apasih*, kembali ke topik kacamata. Mengurus kacamata dengan BPJS itu... gampang dan simpel sekali. Sebenarnya nggak ada alasan harus nitip ke calo dan bersikap "pokoknya nggak mau tau". Yang diperlukan cuman kesabaran mengantri dan kartu anggota BPJS Kesehatan (jangan keliru yang Ketenagakerjaan, ya).
Hal yang pertama kali saya lakukan adalah pergi ke klinik/sarana/fasilitas kesehatan tingkat I, dimana saya terdaftar sesuai kartu BPJS. Sesuai dengan aturan pelayanan BPJS, mulainya dari faskes tingkat I yang terdaftar di kartu anggota dulu. Saya datang ke kliniknya, ambil nomer antrian, tunggu dipanggil dan ketemu sama dokternya (iya, antri dulu, nggak bisa nyelonong gitu aja). Pas ketemu sama dokternya saya menjelaskan keluhan-keluhan yang saya alami: ngeliat jauh jadi burem dan nggak jelas, intinya gitu deh. Setelah diperiksa, dan butuh pemeriksaan lanjut, dokternya ngeluarin yang namanya rujukan. Kebetulan rujukannya waktu itu ke RS yang ada dokter spesialis matanya. Rujukan ini adalah tiket masuk menuju pelayanan kesehatan tingkat lanjut.
Bentuk Rujukan (dok. pribadi) |
Setelah dapet rujukan, yang pertama kali harus saya lakukan sebelum masuk ke RS dan ambil nomer antrian adalah fotokopi. Nggak lucu udah antri lama-lama, belum fotokopi segala macem, terus harus ngantri lagi dari awal kan? Kartu BPJS difotokopi, rujukan juga difotokopi, berapa? yang banyak sekalian biar nggak mondar-mandir. Setelah itu saya ambil nomer antrian (antri lagi ya, masak kalah sama semut) dan menunggu. Nunggunya lumayan lama karena kebetulan saya ke RSnya siang setelah beres-beres rumah (Hari Sabtu). Pas sampai antrian saya dipanggil, saya jelasin sama mbak-mbak di counter pendaftaran kalau saya mau mengurus kacamata via BPJS. Mbak-mbak tadi bilang gini:
Wah, maaf mas. Untuk pembuatan kacamata kan ke poli mata, pasiennya dibatesin, jadi udah tutup pendaftarannya.
Wah, sayang sekali. Akhirnya atas saran istri, saya tanya-tanya ke bagian informasinya, poli mata selain hari itu buka hari apa aja dan jam berapa. Dari info yang saya dapat, poli mata di RS ini buka hari Sabtu dan Senin mulai jam 10-12 siang dan pasiennya memang dibatasi. Baiklah, maybe it's not my day.
Di hari Senin, saya datang lagi ke RS untuk ketemu sama dokter mata. Saya datang lebih awal 2 jam biar nggak antri lama-lama, yang pada akhirnya juga nunggu karena memang baru buka jam 10 siang. Setelah dokternya datang, saya langsung masuk karena saya dapet antrian nomer 1, hehehe. Di sini saya jelaskan keluhan saya seperti waktu ketemu dokter di klinik sebelumnya. Setelah menjelaskan keluhan-keluhan saya, mata saya diperiksa lagi untuk menentukan berapa besar minusnya (karena myopia = mata minus). Akhirnya dibuatkanlah resep untuk kacamata dengan mata kiri (-) 0,75 dan mata kanan (-) 0,50. Resep inilah yang nantinya jadi acuan buat si pembuat kacamatanya. Dari RS ini saya mendapat resep kacamata dan Surat Elegibilitas (ribet amat namanya) Peserta/SEP.
Bentuk Resep Kacamata (dok. pribadi) |
Bentuk Surat Elegibilitas Peserta (dok. pribadi) |
Setelah itu, saya pergi ke optik untuk membuat kacamata. Terus terang saya nggak sabar untuk segera bikin kacamata, biar kelihatan ganteng, hohoho. Ternyata di optik yang saya tuju ini, persyaratannya masih kurang, yaitu belum ada Surat Legalitas Pelayanan (SLP). Nah, awalnya saya kira persyaratan saya sudah lengkap karena saya sudah dapat SEP. Ternyata masih butuh yang namanya SLP ini, yang harus dibuat di kantor BPJS Kesehatan. Hmm...
Saya akhirnya browsing-browsing pengalaman orang lain yang pernah bikin kacamata via BPJS. Memang di semua artikel yang saya baca nggak ada yang nulis harus ngurus SLP di kantor BPJS. Saya sudah bayangin betapa riweuh-nya disana nanti. Selesai dari dokter mata, terus ke optik, milih kacamata, selesai. Ternyata setelah saya dalami lagi, memang di beberapa faskes tingkat lanjut yang ada bagian khusus BPJSnya, SEP dan SLP ini bisa dibuatkan sekaligus. Berhubung RS tujuan saya tadi cuman bisa bikin SEP, mau nggak mau saya harus ke kantor BPJS Kesehatan.
Kantor BPJS, sebagaimana kantor-kantor pemerintahan yang lain buka jam 8 pagi. Dari jam setengah 8 pagi, saya sudah ke sana, daaaan banyak sekali orang di sini. Setelah sempat serobot-serobotan tanya ke security di situ untuk cari informasi, saya diberi nomor urut 403, buseeet banyak amat yang antri ya. Pikir saya, bisa sampai istirahat makan siang ini saya antri sampai kering. Saya diberi tau sama Bapak Security-nya supaya nanti langsung naik ke lantai 2.
Ada Gula Ada Semut (dok. pribadi) |
Bayangin antriannya saja saya udah lemes, tapi yasudah lah, nunggu di dalem ruangan lebih enak, paling nggak ada AC-nya daripada di luar beneran kering saya. Akhirnya saya naik ke lantai 2, dan eng ing eng.... antriannya kok sedikit. Setelah saya lihat nomor antrian saya, disitu ada tulisan "sisa antrian: 3". Mungkin semacem kamar hotel gitu kali ya, 403 itu artinya lantai 4 kamar nomer 03.
Bikin Salah Paham (dok. pribadi) |
Setelah saya dipanggil dan dapet SLP-nya, saya dikasih list optik yang menyediakan layanan BPJS untuk pembuatan kacamata, sekalian sama alamatnya. Wow, layanannya bagus juga ya. Di daftar itu pun ada nama optik yang saya datangi hari sebelumnya. Langsung saja saya kesana untuk membuat kacamata pertama saya.
Surat Legalitas Pelayanan (dok. pribadi) |
Sampai di optik, kelengkapan persyaratan diperiksa, lalu saya pun memilih-milih frame kacamata yang akan saya pakai. Frame kacamata yang tersedia di sini dipisah berdasarkan kelas (kelas I, II, III), mungkin karena beda frame beda harga juga. Setelah memilih frame dan lensa terpasang, saya pun melihat di cermin dan kira-kira beginilah penampilan baru saya:
Bukan Foto Saya (Image Source) |
Itulah pengalaman saya membuat kacamata dengan BPJS. Fasilitas yang disediakan BPJS Kesehatan seperti pembuatan kacamata gratis ini memang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sayang sama iuran perbulan yang sudah kita keluarkan kalau nggak terpakai.
Link dan Sumber Terkait:
http://azila-acf321.blogspot.co.id/2008/10/komen-terhadap-pepatah-melayu-oleh.html
https://www.panduanbpjs.com/prosedur-pembuatan-kacamata-dengan-bpjs-kesehatan/
https://www.pinterest.com/pin/348958671097153262/
No comments:
Post a Comment